Manusia Silver dari Bandung

Pertemuan Silaturahmi FLP Jabar memang banyak sekali manfaat.Bertemu dengan kang Ali yang meraih rekor Muri karena tulisannya yang sudah hampir 400 buku. Bertemu dengan kawan-kawan FLP dari daerah lainnya, senangnya. Acara yang diadakan pun seru. outbond ringan di Cibodas, baca sajak, tebak-tebakan, sajak berantai, hemmmm…jadi kangen kumpul lagi.

setelah puas bercengkrama dengan mereka selama tiga hari dua malam dari tanggal 19, 20, 21 Oktober 2012 di Cianjur akhirnya perpisahan pun tiba dan kembali ke daerah  masing-masing. Perjalanan pulang dari Cianjur saya sengaja jalan ke Bandung kota. Hal ini tidak lain karena selama di Cianjur saya belum mendapatkan hal yang unik yang dapat saya tuliskan untuk blog. Harapan saya di Bandung saya mendapakan “harta karun yang dapat dijadikan sebuah tulisan yang unik. Secara, Bandung adalah salah satu kota yang sangat kreatif. Dari mulai industri musik, distro, kuliner, sampai kepada hal lainnya.

Ada sebuah keyakinan bahwa saya akan menemukan sesuatu yang unik. sebagaimana ketika saya kuliah di bandung dulu. Entah bertemu kemabli dengan bapak penjual nasi kuning yang dapat menyekolahkan seluruh anaknya ke jenjang kuliah. bahkan menjadikan anak-anaknya menjadi orang penting di bidangnya, seperti dosen dan liannya. Jika kalian ingin bertemu dengannya, beliau sering berjualan di depan Monumen Perjuangan Rakyat. Bersama istrinya beliau berjibaku menyekolahkan anaknya smpai sukses.

Setelah sekitar satu jam saya mengendaria motor dai Cianjur, akhirnya saya sampai di Gasibu (lapangan yang sangat luas yang letaknya tepat di depan Gedung Sate tempat Bapak Gubernur (yang mendapatkan 77 penghargaan) H. Ahmad Heryawan berkantor. Bukannya mendapatkan hal yang unik, justru sebaliknya, saya malah terjebak macet persis ketika akan memasuki lapangan Gasibu. Saya baru ingat bahwa hari Minggu adalah hari dimana lapangan Gasibu berubah menjadi pasar tumpah.

Panas yang menyengat menandakan siang itu semakin membaut siapa saja yang mengendarai motor ingin secepatnya menepi untuk berteduh. Taoi hey, sebentar kawan…apa yang berkilau itu? manusia yang bertubuh silver mirip salah satu mutan yang ada di Fantastic Four, manusia es. “Aha…ini dia” dengan riang gembira saya bersorak dalam hati. tanpa  berpikir panjang setelah saya bisa menepikan motor, saya langsung  menghampiri orang yang berbadan silver yang belakang saya ketahui bernama Edi.

Seluruh badannya dilapisi oleh cat silver seolah-olah ia adalah manusia mutan. ekspresinya yang datar seperti robot menambah kesan yang benar-benar membuat siapa saja yang melihatnya seperti masuk ke dunia X-Men. Namun, tidak seperti di dunia X-Men, Edi sang manusia silver membawa sebuah kardus yang bertuliskan “Sumbangan untuk anak yatim, Komunitas Silver”. Tiba-tiba ada sebuah gerimis di hati saya ketika ternyata ia mengecat seluruh tubuhnya untuk membantu anak yatim. “Jika terkumpul sampai 5 juta kami menyumbangkannya ke lembaga-lembaga yatim piatu atau panti asuhan.” kata Edi datar. Takjub saya dibuatnya. Dia rela seluruh badannya untuk membantu sesama.

Markas besar Komunitas Silver Dadali ini berada di jalan Buah Batu. Setiap hari Edi si Manusia Silver ini keliling dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. jadi kalo kawan-kawan jalan-jalan ke Bandung coba lihat sekeliling, mungkin ada manusia silver yang sedang bergentayangan. Sebelum berangkat biasanya Edi beserta kawan-kawannya berkumpul di MABES nya. Setelah itu tepat jam 9 mulailah aksi dilakukan di jalan-jalan yang ramai.

Bagi saya ini adalah pengalaman yang menarik, sekaligus belajar kreatif dari mereka. saya tidak bisa membayangkan kalo seluruh badan saya yang ceking ini di cat silver seluruh akan seperti apa. Yang jelas seni adalah sesuatu yang bisa menjadikan setiap orang berkreatifitas untuk saling mendukung satu sama lainnya.

Kemabli ke Edi sang manusia silver. Edi biasanya mendapatkan 30 ribu per hari untuk keperluan hidupnya. makan pun sudah di jamin dari komunitas tersebut. “lumayan lah kang baut menyambung hidup. Membantu diri sendiri sekaligus membantu orang lain.” kata Edi sambil berkelakar. Edi melanjutkan ” Saya senang melakukan ini. Bisa membantu sesama saja kang.” Dalam hati saya bergumam “ya, masih ada orang baik di dunia ini. Masih banyak orang yang perduli kepada sesamanya.” ah, hati saya jadi tidak karuan.

Namun, menurut kabar dari teman saya di Bandung, ada juga orang yang memanfaatkan kreatifitas ini untuk berbohong. Artinya sumbangan untuk yatim piatu itu hanya kedok saja supaya orang-orang iba dan memberikan uangnya. Yahh, apapun itu, orang yang nyumbang uang ke manusia silver itu bukan sedang “berdagang/berurusan” dengan manusia, tetapi orang yang dengan suka rela sedang berjual beli dengan ALlah. Begitu pun sang penipu, ia akan mendapatkan jual beli yang buruk dengan Tuhannya. So, sedekah terus saja jangan pandang bulu.

Setelah puas ngobrol bersama mas Edi, tak lupa saya narsis dulu. Hehehe…Ketemu Manusia Silver Dari Bandung, kayaknya saya harus Koprol dan bilang WOW nih….:D


5 respons untuk ‘Manusia Silver dari Bandung

Tinggalkan Balasan ke inspirasitendi Batalkan balasan